Nyaris Terlupakan, Fakta Bahwa Pers Sangat Berperan Dalam Merebut Kemerdekaan


Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari. Penetapan Hari Pers Nasional sendiri dapat ditemukan dalam Keputusan Presiden RI No. 5 Tahun 1985. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik. 

Sejarah perkembangan pers di Indonesia sangat erat hubungannya dengan sejarah dari sistem politik Indonesia sejak zaman pendudukan kolonial Belanda. Fungsi pers pada masa kolonial Belanda hanya ditujukan untuk membela kepentingan-kepentingan kolonial Belanda. Media yang meliputi surat kabar, majalah, dan koran semuanya berbahasa Belanda. Seiring berjalannya waktu orang-orang Indonesia terutama orang pergerakan mengusahakan berdirinya pers nasional yang dikelola sendiri untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia yang terjajah.

Bisa dikatakan masa sejarah pers Indonesia diawali dengan terbitnya koran mingguan Medan Prijaji pada tahun 1907 yang didirikan oleh RM Tirto Adi Surjo dan Raden Jokomono penerbitan koran inilah yang pertama kali menggunakan modal nasional dan dipimpin oleh orang Indonesia. Setelah sebelumnya seluruh media massa dipegang kendali oleh Belanda. Koran berbahasa Melayu ini pada tahun 1910 diubah formatnya dari mingguan menjadi harian.

Koran Medan Prijaji menjadi awal pers Indonesia dalam melawan kesewenang-wenangan penguasa. Selain koran Medan Prijaji tercatat pula koran Oetesan Hindia, Kaoem Muda, Sinar Jawa dan Pantjaran Warta turut menyalurkan perlawanan terhadap kesewenang-wenangan penguasa.

Beberapa tahun kemudian gerakan perlawanan berkembang menjadi gerakan menuntut perjuangan. Perjuangan kemerdekaan melalui pers terus berlanjut hingga datangnya masa penguasaan Jepang. Saat itu semua Media pers langsung berada di bawah pemerintahan militer Jepang sebagai alat propaganda Jepang melawan Sekutu. Koran berbahasa Belanda dilarang diterbitkan pada masa pendudukan Jepang. Sehingga kondisi itu dimanfaatkan pers untuk meratakan penggunaan bahasa Indonesia ke seluruh pelosok tanah air.

Bahkan warga Indonesia juga mendapatkan pelatihan pengelolaan pers yang nantinya berguna pada pasca kemerdekaan. Masyarakat internasional memberikan simpati terhadap kemerdekaan republik Indonesia yang diserukan tanggal 17 Agustus 1945 karena media pers yang terus mengobarkan api kemerdekaan. Bahkan ketika Inggris dan Belanda mencoba kembali menguasai Indonesia media terus gencar dengan perlawanan mereka untuk mempertahankan kemerdekaan. 

Setelah masa revolusi dan Republik Indonesia diakui dunia internasional tahun 1948. Pers dihadapkan dengan permasalahan yang pelik antara pribumi karena adanya ketegangan sosial yang tinggi. Tokoh-tokoh berlomba mengisi jabatan-jabatan yang tersedia dalam pemerintahan. Padahal institusional politik belum berjalan. Fungsi pers pun berubah menjadi alat perjuangan kelompok partai atau aliran tertentu sehingga merupakan tugasnya sebagai pembangun karakter nasional. Pada masa demokrasi terpimpin yaitu saat Soekarno menjabat sebagai presiden pertama Indonesia tahun 1959 sampai dengan 1965 pers ditugasi untuk menggerakkan aksi-aksi massa yang revolusioner, lalu pada masa orde baru pers menjadi alat vital untuk mengkomunikasikan pembangunan masa itu.
Jika ada pers yang mengkritik soal pembangunan maka media yang melakukan pemberitaan akan memperoleh tekanan hal tersebut sangat mengekang kebebasan pers. Bahkan pers yang tidak sejalan dengan pemerintah akan beredar dan dicabut surat izin usaha penerbitan pers seperti yang pernah dialami oleh majalah Toempo. Kebebasan pers kembali bisa diperoleh pada masa reformasi tahun 1998, pada masa itu mulai bermunculan media baru selain media cetak. 

Dengan adanya sejarah tersebut, pers memiliki peranan yang sangat penting untuk menjunjung kebebasan berpendapat dan menegakkan demokrasi. Begitu juga dengan fungsi-fungsi Pers yang terus bermanfaat, seperti sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol sosial, lembaga ekonomi, penyambung lidah masyarakat, dan masih banyak lagi fungsi lainnya. 


Penulis : Putri 
Sumber : https://youtu.be/uhvtkFVvZ78 dan https://an-nur.ac.id/pengertian-fungsi-peranan-dan-perkembangan-pers/3/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GAWAT DARURAT : IDEALISME MAHASISWA TERGONCANG

Seminar Nasional dan Dies Natalis HIMADITA Ke-8, Ketua Umum Harapkan Keharmonisan Dalam Organisasi.

Gelar Acara Pembukaan Momen Relationship Himadita 2024, Tekankan Loyalitas, Profesionalisme, dan Kekeluargaan