4 Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

4 Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya Inflasi merupakan istilah yang sering kita jumpai saat kita menekuni ilmu di bidang ekonomi. Mungkin kalian juga sering mendengar istilah inflasi dari beberapa media mainstream yang memberitakan tentang beberapa negara yang dilanda inflasi dalam beberapa bulan terakhir, seperti Lebanon yang mengalami inflasi sebesar 211,43% per Mei 2022 atau Amerika Serikat dimana Bank Central Amerika, The FED, mengumumkan inflasi negara itu mencapai 8,5% per Juli 2022. Inflasi tidak hanya menjadi perhatian oleh para pakar ekonomi, namun juga menjadi perhatian oleh masyarakat umum, bank central, pemerintah dan para pengusaha. Sebab Inflasi bukan hanya berpengaruh pada suatu kelompok saja, namun memiliki dampak yang cukup besar terhadap masyarakat dan pertumbuhan perekonomian dalam suatu negara. Dilansir dari laman resmi Bank Indonesia, Minggu (14/8/2022) Pengertian Inflasi adalah kenaikan barang atau jasa secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Nah, kalian sudah tahu atau belum jenis-jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya? Berikut rangkuman jenis-jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya: 1. Inflasi Ringan (Creeping Inflation) Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga dari beberapa barang dan jasa yang rendah dibawah 10% pertahun. Inflasi Ringan tidak mengganggu perekonomian suatu negara atau masih dalam kategori normal, karena inflasi jenis ini mengalami kenaikan harga dan berjalan relatif lambat. 2. Inflasi Sedang (Galloping Inflation) Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga dari beberapa jenis barang dan jasa pada kisaran 10%-30% pertahun. Inflasi Sedang menggangu perekonomian suatu negara terutama bagi para penerima gaji tetap, karena inflasi jenis ini mengalami kenaikan harga yang tinggi dalam waktu singkat. 3. Inflasi Berat (High Inflation) Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga dari beberapa jenis barang dan jasa pada kisaran 30%-100% pertahun. Inflasi Berat dapat mengacaukan kondisi perekonomian suatu negara, dikarenakan masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang nya di bank, hal ini disebabkan karena bunga bank lebih kecil daripada laju inflasi. Harga-harga naik secara drastis dalam waktu singkat, pada kondisi ini inflasi sulit dikendalikan. Sri Lanka ialah negara yang saat ini berada pada kondisi Inflasi berat, Inflasi Sri Lanka per Juni 2022 mencapai 54,6% yang menyebabkan negara tersebut mengalami gagal bayar hutang luar negeri dan masyarakat Sri Lanka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka sehari-hari. 1. Inflasi Sangat Berat (Hyper Inflation) Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga dari beberapa jenis barang dan jasa diatas 100% pertahun. Dalam kondisi ini, perekonomian suatu negara sangat sulit dikendalikan, harga komoditas naik secara signifikan dalam waktu singkat. Contoh negara yang mengalami Inflasi diatas 100% ialah Lebanon yang mencapai 211,43% per Mei 2022 dan Venezuela yang mencapai 222% per April 2022. Itulah beberapa informasi yang perlu kita ketahui tentang jenis-jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya, sehingga kita dapat mendeteksi sejak dini melalui tanda-tanda yang terjadi sehingga kita dapat mengatasi apabila terjadi inflasi secara kolektif. Sumber : Bank Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GAWAT DARURAT : IDEALISME MAHASISWA TERGONCANG

Seminar Nasional dan Dies Natalis HIMADITA Ke-8, Ketua Umum Harapkan Keharmonisan Dalam Organisasi.

Gelar Acara Pembukaan Momen Relationship Himadita 2024, Tekankan Loyalitas, Profesionalisme, dan Kekeluargaan